(SEJARAH) MASYARAKAT RUSIA DAN DEMOKRASI
- November 18, 2016
- By jendela eva
- 4 Comments
Tentara Russia yang memasuki wilayah Chechnya pada desember 1994. Photo via Aljazeera |
Masa
pergantian kepemimpinan oleh Vladimir Putin diawali dengan adanya reformasi
pada bidang militer di Rusia. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa saat ini Uni
Soviet telah berubah menjadi Russian
Federation(RF) yang berdampak pada perubahan fungsi dan peran militer.
Peranan militer post RF karakternya berubah karena saat itu sudah diterapkan civillian leadership dimana tentara
bertugas dan berfungsi untuk melindungi masyarakat Rusia sekaligus
negara-negara federasi lainnya.
Selain itu, hal lain yang menjadi penyebab
adanya reformasi militer adalah fakta bahwa hampir setiap partai politik
memiliki tentara sendiri untuk mendukung gerakannya. Untuk itu, reformasi yang
dilakukan adalah agar kekuatan-kekuatan militer yang tumbuh tersebut tidak lagi
menjadi ancaman instabilitas dalam politik internal Rusia.
Paska
berubahnya Uni Soviet menjadi Federasi Rusia hubungan antara politisi yang
dalam hal ini adalah seorang civillian
dengan militer cukup baik, dimana kebijakan yang diputuskan oleh politisi
didukung oleh militer terutama mengenai gerakan yang lebih pro-barat. Saat itu
keadaan perekonomian Rusia sedang lemah sehingga Rusia tidak memiliki pilihan.
Tetapi perluasan pergerakan NATO juga tetap menjadi ancaman bagi Rusia, membuat
tentara merah melakukan propaganda image.
Namun begitu tentara hanya bertugas dan berfungsi untuk menjaga perdamaian
dan menjaga negara-negara federasinya. Sayangnya hal tersebut membuat
terjadinya sense disorientation bahkan
sampai pada tingkat hilangnya status dan target.
Para tentara merasa tugas dan
fungsinya menjadi tidak jelas terlebih ketika mereka harus melawan penduduk
Rusia di Chechnia. Saat itu juga keadaan para tentara sangat menyedihkan, mengingat mereka bahkan tidak mendapatkan bayaran atau akomodasi lainnya untuk
mendukung pekerjaannya.
Keadaan Rusia semakin memburuk, seiringan dengan makin
memburuknya perekonomian rusia yang membuat kriminalitas rusia meningkat,
masyarakat kelaparan, sehingga Pemerintah kemudian menjadi kehilangan wibawanya
dihadapan masyarakat.
Keadaan tersebut membuat tentara Rusia melakukan kudeta
terhadap pemerintahan Yeltsin. Pada masa
pergantian kepemimpinan dari Yeltsin ke Vladimir Putin, Putin melakukan banyak
perbaikan dalam bidang militer. Terutama untuk memodernsisasi peralatan perang
atau generasi smart weapon.
Foto ilustrasi reformasi militer oleh V. Putin. Photo via Business Insider |
Selain
itu juga reformasi militer yang dilakukan putin salah satunya adalah dengan
mengubah pandangan masyarakat terhadap tentara melalui sekolah, yaitu dengan
memberi pendidikan mengenai pentingnya peran militer untuk mempertahankan
ketahanan nasional.
Sehingga masyarakat, diantaranya anak lelaki berusia 15-16 tahun, sudah diberikan pendidikan mengenai taktik perang dan lain sebagainya. Begitu juga anak perempuan diberikan pendidikan mengenai first aid dan kemampuan non-kombatan lainnya selama kurang lebih tiga
bulan setiap tahunnya.
Didalam tubuh militer juga terdapat kominsaris dimana
mereka memang berpakaian layaknya tentara nmun mereka memiliki tugas untuk
menjadi mata dan telinga bagi pemerintah untuk menghindari terjadinya korupsi
dalam badan militer seperti yang terjadi dalam pemerintahan Yeltsin.
Rusia Menuju Demokrasi
Foto ilustrasi. Photo via Cbs News |
Ada
beberapa hal yang diperlukan untuk mewujudkan proses demokratisasi agar
terimplementasi dengan baik. Pertama, yang perlu diketahui adalah demokrasi
merupakan hasil modernitas yang memberikan masyarakat peluang dan kebebasan
yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti
menumbuhkan organisasi akar rumput sehingga masyarakat dapat memperjuangkan
suaranya.
Kedua adalah dimana demokrasi juga fokus pada pembangunan institusi.
Yang ketiga adalah pentingnya memberdayakan fungsi dari masyarakat dan
menumbuhkan nilai-nilai demokrasi sehingga menguatkan demokrasi baik secara prosedural
dan institusional.
Hal tersebut yang kemudian terjadi di Rusia serta
dikombinasi dengan adanya organisasi-organisasi lain yang tumbuh. Selain itu
terminologi kanan dan kiri dalam lingkungan politik Rusia berbanding terbalik
dengan terminologi di negara lain. Bagi Rusia kelompok kanan adalah para
pendukung komunis dan kiri adalah para pendukung pasar bebas.
Berubahnya
sistem ekonomi Rusia menjadi sistem ekonomi pasar terbuka merupakan salah satu
program atau agenda menuju barat. Partai politik yang paling berpengaruh dan
menjadi partai politik sentral di Rusia adalah Partai politik Our Home is Rusia (NDR) dan Fatherland – All Rusia (OVR).
Walaupun begitu, keduanya memiliki tujuan sama yaitu untuk mengurangi pajak, mendapat jaminan
finansial dan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat, yang pada intinya
adalah apapun yang mereka perjuangkan adalah untuk membuat Rusia menjadi negara
yang kaya dan keluar dari krisis yang terjadi pada masa Yeltsin.
Selain itu ada
juga partai nasionalis dan imperial
patriots. Partai nasionalis yang sekarang bisa disebut sebagai akar
neo-nazi, seringkali menggunakan ide Euranist sebagai alasan untuk mengatakan
bahwa barat itu asing. Namun mereka mengakui bahwa nilai-nilai individualisme
dan suatu negara yang kuat merupakan cara untuk melindungi kepentingan nasional
Rusia dan untuk melindungi Rusia dari ancaman eksternal maupun internal.
Pada
kenyataannya hasil penelitian menyatakan bahwa 67-98 persen orang Rusia percaya
pada tujuh prinsip berikut ini :
1. Individualisme,
2. Bahwa
hukum adalah mandat bagi setiap orang dari Presiden hingga rakyat biasa,
3. Kepemilikan
publik adalah suatu pengorbanan,
4. Semakin
kuat negara semakin sejahtera rakyatnya
5. Semakin
kuat negara maka hak-hak masyarakat akan semakin diperhatikan,
6. Hak
asasi manusia yang paling penting adalah hak untuk hidup dan hak untuk saling
menghargai hak orang lain,
7. Warga
Rusia membutuhkan kebebasan berpendapat sebanyak yang dibutuhkan amsyarakat
barat.
Sehingga
walaupun Rusia sangat anti barat tetapi Rusia mengakui bahwa mereka juga
membutuhkan nilai-nilai yang dianut oleh barat untuk memperbaiki sistem politik
dan ekonomi mereka. Selain itu Rusia juga melakukan modifikasi dalam sistem
media massa mereka. Media massa dituntut untuk menyampaikan berbagai informasi
yang seolah-olah sangat bebas tetapi disisi lain berita dalam media massa
tersebut telah melalui proses sensor dan lain sebagainya dari pemerintah.
Hal
tersebut sama dengan yang terjadi di Indonesia pada masa Soeharto. Saat itu
Indonesia dalam keadaan terpuruk dalam sisi ekonomi paska mundurnya Presiden
Soekarno. Sehingga Indonesia memilih untuk berpihak pada barat dan bukan lagi
pada komunis.
Saat itu yang dilakukan Presiden Soeharto sama dengan yang
dilakukan Presiden Yeltsin namun pertumbuhan ekonomi yang diperlihatkan
Presiden Soeharto sama dengan apa yang diperlihatkan pada masa pemerintahan
Vladimir Putin.
Hanya saja pada akhirnya apa yang dilakukan Presiden Soeharto
sama dengan kejatuhan Presiden Yeltsin. Hal yang perlu dilihat dalam hal ini
adalah bahwa Presiden Soeharto saat itu sangat bergantung pada bantuan yang dikirimkan oleh barat melalui IMF, serta berbagai pinjaman dalam bentuk fiskal
maupun finansial. Sehingga faktor internal Indonesia sendiri menjadi tidak cukup
kuat untuk berdikari, tidak seperti yang terjadi di Rusia.
4 komentar
keren blognya,,, topiknya juga kerenn
ReplyDeleteSejarah akan membuka mata kita karena dg sejarahlah kita bisa tahu peninggalan-peninggalan masa tetdahulu sejarah adalah hal yg menyenangkan..
ReplyDeleteWah keren artikelnya tapi lebih keren kalo bahas tentang sejarah islam. :)
ReplyDeleteIndeed, after the change of the Soviet Union into the Russian Federation the relationship between politicians, in this case a civilian and the military, was quite good.
ReplyDeletesemoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"