Social Media: Dari Lahir Hingga Menjadi Salah Satu Pendorong Tumbuhnya Industry Kreatif
- November 10, 2012
- By jendela eva
- 1 Comments
Di
era globalisasi ini, tentu saja internet bukan lagi barang langka yang sulit
dijangkau masyarakat. Sekarang bahkan hampir semua orang dapat menggunakan
internet. Kemudian muncul berbagai ide untuk memaksimalisasi kegunaan internet.
Nah, mengenai kegunaan internet sendiri nih, ternyata internet memiliki kegunaan yang sangat membantu
kita jika ingin berinteraksi dengan “makhluk asing” di luar sana, tanpa batas ruang
maupun waktu, bahasa kerennya borderless.
Kita mulai memasuki pelajaran sejarah. Kapan
internet mulai muncul?, beberapa orang mengatakan konsep internet muncul sejak
tahun 1930. Disebut juga, Tahun 1969, saat Departemen Pertahanan Amerika Serikat
membuat suatu jaringan untuk memudahkan komunikasi mereka yang sekarang kita sebut
internet. Dulu, internet hanya digunakan sebagai media berkomunikasi yang
sangat intelejen, sekarang justru menjadi konsumsi semua manusia diberbagai
belahan dunia. Ajaib. Gimana kelanjutan dari perkembangan internet?, let’s see..
Tahun
1970 dibuatlah e-mail, dan perkembangan internet dari tahun ke tahun meningkat
secara signifikan. Dari tahun ke tahun juga nih
jumlah computer yang terhubung semakin banyak saja. Kalau begitu bagaimana
kelanjutannya?
Pada
tahun 1990, Tim Berners Lee menemukan suatu program editor dan browser yang
dapat menjelajah satu computer dengan computer lainnya. Kemudian dengan semakin
meluasnya informasi, muncullah sebuah “anak” konsep dari internet dalam bidang
perdagangan, kita biasa menyebutnya e-commerce
atau bisnis online. Tahun 1992 menandakan kelahiran dari perkembangan
pemanfaatan internet yang lebih maju dengan kehadiran amazone dan eBay. Tahun
1994 situs internet tumbuh dan berkembang sangat pesat, saat itu pertamakalinya
hadir mode untuk berbelanja di dunia virtual, yang mengejutkan adalah kenyataan
bahwa hingga tahun 1999, penjualan ritel melalui internet mencapai US$20
miliar. Sebegitu hebatkah internet membuka peluang bagi para enterpreuner?, tentu jumlah penjualan
saat itu sangatlah kecil dibandingkan dengan sekarang. Kenapa bisa?.. mari kita
lanjutkan..
Perkembangan
internet tentu saja tidak hanya sampai disitu. Pada tahun 2000, internet
berkembang menjadi web 2.0 (web
two-point-oh). Terus kenapa?, ternyata inilah saat dimana semua orang benar-benar “diperbolehkan”
dan dapat menggunakan internet dengan sangat leluasa. Mulai timbul
konsep-konsep baru, salah satunya adalah new
media. Nah, terus new media itu
apa?. Jadi begini, menurut Danaher dan Davis (2003), new media adalah media yang memfasilitasi antara pengirim dan
penerima.
Loh, terus apa korelasinya antara New Media dengan Social Media?
Eitt..
tentu saja apa yang sudah saya sampaikan sangatlah berkaitan, karena salah satu
new media yang perkembangannya
dinilai paling pesat adalah social media.
Definisi soal social media juga
sangat beragam. Beberapa ilmuwan sosial sih
ada yang memandang social media hanya
sebagai fase perubahan, sebagian lain menyebutnya sebagai alat untuk berinteraksi,
dan masih banyak lagi definisi lainnya. Intinya social media adalah tempat dimana kita dapat saling berbagi
informasi, kita dapat menerima, atau memberi, membagikan berbagai berita, dan
konten lain yang kita rasa kita perlu dan dapat membaginya di dunia virtual.
Kenapa
social media mengalami perkembang yang sangat pesat?, karena disanalah tempat
semua manusia yang terkoneksi melalui internet dapat melakukan segala aktivitas
virtualnya. Point terpenting adalah, social
media dapat menjadi wadah dimana seseorang dapat berhubungan secara
personal untuk membicarakan beragam hal, dari mulai politik, social, cultural,
bahkan bisnis. Social media juga merupakan proses demoktratisasi informasi melalui
perpaduan dari perkembangan teknologi yang sangat sosialita. Social media
seperti yang dikutip dari salah satu artikel yang dipublish oleh BINUS, juga merupakan social networking. Loh, loh, lalu definisi social networking itu sendiri apa?. Banyak peneliti social yang
menganalisa Social networking sebagai
suatu hubungan social, dimana disana tergambar bahwa perilaku dan keputusan
individu akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Maka dari itu, social media untuk banyak orang sekarang
sudah menjadi barang yang sangat vital, karena di social media mereka dapat berinteraksi tanpa hambatan, mereka juga
dapat menjalankan bisnisnya dengan leluasa, atau bahkan mereka dapat saling
berbagi dan mencari informasi dengan sangat bebas.
Wah,
kalau sudah berbicara mengenai social
networking sangat kompleks, semua ilmuwan dari berbagai cabang ilmu
berlomba-lomba menganalisa fenomena yang diakibatkan oleh adanya social networking, termasuk para
peneliti ekonomi juga tak kalah andil
dalam menganalisa fenomena social
networking. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tahun 1999 bisnis
online sudah berkembang cukup pesat. Nah,
banyak dari para ilmuwan ekonomi meneliti fenomena ini. Hingga akhirnya para peneliti yang concern dalam bidang e-market membuat
suatu konsep dan cara bagaimana social
media dapat memaksimalisasi keuntungan yang akan mereka dapat dengan cara menekan
biaya promosi (misalnya), dan pada akhirnya timbul-lah konsep yang bernama social marketing!!.
Untuk
melakukan social marketing dibutuhkan
strategi pemasaran, perbedaan social marketing
dengan traditional marketing adalah
hanya pada, bagaimana cara untuk membangun kepercayaan customer. Ada satu konsep mengenai bagaimana peran pemasaran
terhadap customer, konsep ini telah
mengalami proses evolusi yang cukup panjang. Tahapannya adalah, pada awalnya,
peran pemasaran dianggap sebagai equal
function, seiring berjalannya waktu, pemasaran mulai dianggap sebagai more important
function. Apakah perkembangannya cukup sampai situ?, tentu saja tidak,
jaman mulai berubah, semuanya mengalami evolusi, perkembangan yang sangat
signifikan di berbagai sector terjadi, para pelaku bisnis yang pintar mencari
peluang, mulai mencari-cari apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan konsumen,
sehingga apa yang mereka produksi akan sesuai dengan keinginan pasar, sejak
saat itu diketahui, bahwa peran pemasaran yang sangat penting ternyata dikontrol
oleh customer (iskandar: 2009).
Hmm, lalu kapan industry kreatif
mulai muncul?, apa bedanya dengan ekonomi kreatif?
Nah,
mulai kita bahas lebih dalam. Pertama-tama
kita mulai dengan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sendiri mulai ada sejak
tahun 1996, saat itu karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai penjualan ekspor
mencapai 60,18 miliar dolar yang jauh melampaui sector lain seperti otomotif,
pertanian, dan pesawat (Howkins:2001). Howkins sendiri membagi ekonomi kreatif
ke dalam 15 kategori industry, berupa periklanan, arsitektur, seni rupa,
kerajinan, design, fashion, film, music, seni pertunjukan,
riset dan pengembangan, penerbitan,
piranti lunak, mainan dan permainan, TV dan radio, dan permainan video
(Simatupang:2008). Wah, jelas sekali bukan, dari berbagai kategori yang telah
dipaparkan, kita langsung dapat menyimpulkan bahwa, ekonomi kreatif merupakan
kegiatan tukar menukar barang dan jasa yang (kalau boleh meminjam istilah bapak
Simatupang) didorong oleh kapitalisasi kreativitas, hingga
barang dan jasa yang dipertukarkan syarat akan nilai-nilai estetika, dan sangat
inovatif, yang bersumber pada kegiatan ekonomi dari industry kreatif.
Kalau
begitu, apa itu industry kreatif?. Pemerintah Inggris melalui Kementrian Budaya,
Media, dan Olahraga mendefinisikan industry kreatif sebagai kegiatan yang
bersumber dari kreativitas, keahlian, dan talenta individu yang berpeluang
meningkatkan kesejahteraan dan lapangan kerja melalui penciptaan dan
komersialisasi kekayaan intelektual (Simatupang: 2008). Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan, bahwa pelaku industry kreatif sudah barang pasti merupakan
anggota dari pelaku ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif juga merupakan wadah bagi
para pelaku industry kreatif sebagai tempat untuk memperjual belikan barang
(yang tentu saja sesuai dengan criteria).
Lalu, kenapa social media dapat mendorong pertumbuhan industry kreatif?
Nah loh, kenapa coba?.
Mari kita cari benang merahnya. Seperti yang telah dipaparkan diatas, mengenai
berbagai kategori industry kreatif, meliputi iklan, kerajinan, penerbitan,
piranti lunak, dan lain sebagainya. Social
media sebagai new media yang
sedang berkembang sangat pesat, dan juga sebagai tempat dimana kita dapat
saling bertukar berbagai konten yang berisi berbagai informasi, mengenai
berita, budaya, social, politik, fashion,
dan berbagai konten lainnya, memungkinkan para pelaku bisnis menerapkan berbagai
strategi pemasaran. Berdasarkan pemaparan diatas, sampai saat ini ternyata, customer as the controlling function. Jadi,
si pembeli ini memiliki fungsi control
terhadap barang yang kita produksi, karena apa?, logikanya, jika kita ingin
membuat suatu produk yang diterima pasar, maka kita harus membuat produk sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pasar.
Nah ini
dia benang merahnya, jika piranti lunak menjadi salah satu kategori dari
ekonomi kreatif, maka social media merupakan salah satu produk ekonomi kreatif yang bersumber dari para pelaku
industry kreatif. Beberapa perusahaan besar seperti !Yahoo dan Google yang
menyediakan jasa search engine ini juga merupakan para pelaku industry kreatif, nah untuk mengembangkan mangsa pasar mereka, maka mereka juga
membuat new media berupa social media mereka sendiri, yang
kemudian terus dikembangkan untuk memfasilitasi para penggunanya agar dapat lebih
nyaman dan tetap menggunakan jasa mereka. Seiring berjalannya waktu, social media yang sedang berkembang pesat saat ini, sebagai wadah yang memfasilitasi segala kegiatan virtual, dan sangat digandrungi oleh semua kalangan, tentu saja menjadi wadah yang sangat capable untuk para pelaku industry kreatif mengintip apa-apa saja yang sedang "pasar" butuhkan, sehingga mereka dapat membuat produk-produk kreatif yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan pasar, tetapi juga memiliki point plus karena mereka menjual dengan berbagai inovasi dan kreatifitas yang membuat setiap orang membeli produk bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, tetapi juga kebutuhan akan estetikanya. Para pelaku industri kreatif yang menggunakan social media cenderung mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Misalnya, dalam bidang fashion, saat ini social media memungkinkan kita untuk mengetahui mode apa yang sedang berkembang di Paris (sebagai pusat mode dunia) yang kemudian mungkin sekiranya dapat diterima oleh masyarakat di Indonesia, sehingga banyak dari para pelaku industry kreatif membuat produk fashion seperti di Paris agar tidak tertinggal. Kemudian, setelah membuat berbagai perkembangan fashion yang cukup up-to-date, tidak jarang para pelaku industry kreatif ini justru malah membuka peluang bagi tumbuhnya industry-industry kecil.
Lalu dimana letak kegunaan social media dalam mengembangkan industry
kreatif di Indonesia?
Dengan melihat fenomena, perkembangan internet setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada konsep social media, maka seperti pemaparan diatas, yang telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan social media, tentu saja memungkinkan para pengguna internet terutama social media akan lebih mudah mengetahui apa-apa saja yang sekarang sedang pasar butuhkan, atau apa-apa saja produk yang sedang pasar inginkan. Karena disanalah tempat berbagai konten dibagikan, disanalah tempat para pengguna internet banyak beraktifitas, di social media pula lah tidak jarang, para pelaku industry kreatif dapat melihat mangsa pasar mereka dengan jelas, dapat mengatur bagaimana strategi terbaik mereka untuk dapat menjual produknya, dan yang terpenting adalah, di social media para pelaku industri kreatif dapat mengetahui produk apa saja yang sekiranya dibutuhkan dan dapat diterima oleh pasar. Nah, untuk mengembangkan produknya pula, para pelaku industri kreatif membutuhkan alat untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, juga untuk mempromosikan produknya pula dengan mudah, cepat, dan low cost promotion, salah satunya yaitu melalui internet.
Di Indonesia pengguna internet pada tahun 2012, dari 245 juta penduduk, 55 juta penduduk diantaranya tercatat telah terhubung dengan internet (Kompas: 2012). Seiringan dengan peningkatan pengguna internet, geliat industry kreatif sejak 2010 lalu juga bahkan sangat melejit, industry kreatif telah mampu berkontribusi sebanyak 7,29% terhadap PDB, di tahun 2012 ini industri kreatif telah mampu menghasilkan kurang lebih 65 milyar dolar. Hal ini mengindikasikan, bahwa dengan peningkatan pengguna internet setiap tahunnya, masyarakat semakin bisa memanfaatkan internet dengan maksimal. Dengan kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi, internet sangat berpotensi untuk terus mengembangkan pola pikir masyarakat hingga menjadi lebih kreatif, hingga setiap tahunnya banyak bermunculan industry kreatif.
Dengan melihat fenomena, perkembangan internet setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada konsep social media, maka seperti pemaparan diatas, yang telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan social media, tentu saja memungkinkan para pengguna internet terutama social media akan lebih mudah mengetahui apa-apa saja yang sekarang sedang pasar butuhkan, atau apa-apa saja produk yang sedang pasar inginkan. Karena disanalah tempat berbagai konten dibagikan, disanalah tempat para pengguna internet banyak beraktifitas, di social media pula lah tidak jarang, para pelaku industry kreatif dapat melihat mangsa pasar mereka dengan jelas, dapat mengatur bagaimana strategi terbaik mereka untuk dapat menjual produknya, dan yang terpenting adalah, di social media para pelaku industri kreatif dapat mengetahui produk apa saja yang sekiranya dibutuhkan dan dapat diterima oleh pasar. Nah, untuk mengembangkan produknya pula, para pelaku industri kreatif membutuhkan alat untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, juga untuk mempromosikan produknya pula dengan mudah, cepat, dan low cost promotion, salah satunya yaitu melalui internet.
Di Indonesia pengguna internet pada tahun 2012, dari 245 juta penduduk, 55 juta penduduk diantaranya tercatat telah terhubung dengan internet (Kompas: 2012). Seiringan dengan peningkatan pengguna internet, geliat industry kreatif sejak 2010 lalu juga bahkan sangat melejit, industry kreatif telah mampu berkontribusi sebanyak 7,29% terhadap PDB, di tahun 2012 ini industri kreatif telah mampu menghasilkan kurang lebih 65 milyar dolar. Hal ini mengindikasikan, bahwa dengan peningkatan pengguna internet setiap tahunnya, masyarakat semakin bisa memanfaatkan internet dengan maksimal. Dengan kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi, internet sangat berpotensi untuk terus mengembangkan pola pikir masyarakat hingga menjadi lebih kreatif, hingga setiap tahunnya banyak bermunculan industry kreatif.
Salah
satu contoh anak muda Indonesia berbakat pelaku industry kreatif yang merupakan
founder sekaligus owner dari Milestone-Youth Online Magazine. Ardelia Djati Safira, Bavner
Donaldo dan Christopher Kevin, ketiganya merupakan para penggagas Milestone-Youth Online Magazine. Mereka merupakan
mahasiswa Prasetya Mulya Business School.
Produk industry kreatif yang mereka gagas berawal dari hasil observasi
mereka, bahwa sekarang ini ternyata banyak orang lebih tertarik mencari
informasi melalui media online. Hingga
akhirnya dalam satu ajang perlombaan yang diadakan oleh MBA ITB, atas dasar hasil observasi tersebut
mereka mulai membuat Milestone-Youth
Online Magazine yang sasarannya adalah para remaja, mengingat banyaknya
pengguna internet berusia remaja, maka mereka mencoba memfasilitasi para remaja
dengan membuat program tersebut.
Daftar Pustaka:
Binus, 2009. Landasan Teori e-thesis
(on-line).
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/Bab%202_09-218.pdf,
di akses pada 9
November 2012.
Bisnisukm, 2012.Geliat Industri Kreatif
di Tahun 2012 Makin Mantap (on-line).
pada 10 November 2012.
Iskandar, Rinwani. 2009. Prinsip-Prinsip
Dasar Pemasaran (on-line).
akses pada 9 November 2012.
Mulya, 2012. Prasetiya Mulya Dominates
Winner Titles on Entrepreneur Star 2012 (on-line).
http://www.pmbs.ac.id/eng/event.php?lang=en&ide=21,
di akses pada 10 november 2012.
Saumi R, Rafi. 2012. Apa Itu Sosial
Media? (on-line). http://unpas.ac.id/pages/apa-itu-sosial-
media/,
di akses pada 9 November
2012.
Simatupang, Togar. 2008. “Perkembangan
Industri Kreatif”. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Suilo, joko. 2012. Prospek Bisnis
Internet 2012 (on-line).
http://www.jokosusilo.com/2012/01/02/prospek-bisnis-internet-2012/,
di akses pada 10
November 2012
1 komentar
Sangat menarik. Silakan kunjungi website kami untuk informasi lainnya : https://vokasi.unair.ac.id/2022/11/28/mengoptimalkan-media-sosial-dengan-konten-kreatif-melalui-talkshow-creator-in-action/
ReplyDeletesemoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"