Source: Vimfromzim |
When nobody else celebrates you, learn to celebrate yourself. When nobody else compliment you, learn to compliment youself. It's not up to other people to keep you encouraged. It's up to you. Encouragement should come from the inside. - Joel Osteen-
Hai.. gimana harimu? menyenangkan atau semua hal kebetulan berjalan dengan tidak semestinya?
Terkadang, ada satu hari yang entah kenapa semua hal mendadak berjalan dengan tidak semestinya dan pasti bikin kecewa, marah, kesal, bahkan sedih. Saat kejadian semacam itu terjadi, kita mungkin bisa melimpahkan kekesalan ke orang lain, berdiam diri untuk menanamkan pikiran positif bahwa semua baik-baik saja, atau mungkin yang paling sering dilakukan adalah mengkritik diri sendiri atau self-criticism.
Sesaat, self criticism mungkin membuat kita introspeksi diri tentang kesalahan apa saja yang sudah dilakukan sehingga semua itu terjadi. Semua pertanyaan muncul, seperti:
- Apakah Saya kurang serius dalam belajar sehingga hasil akhir sangat jauh dari harapan.
- Apakah Saya kurang bekerja keras sehingga belum juga dapat pekerjaan.
- Apakah Saya tidak cukup pintar untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkan atasan.
Tapi ternyata, self-criticism tidak sepenuhnya baik. Menurut Studi dari Stanford University yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science, hubungan antara self referential processing, kejadian buruk yang dialami, dan obat-obatan psikotropika ternyata menyebabkan faktor resiko tinggi terkena MDE (Major Depression Episode).
Self referential processing yang dimaksud disini adalah ketika seseorang memberikan stimulasi untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya dengan cara yang negatif.
Nah, mulai sekarang kita harus mulai mengevaluasi bagaimana cara kita berpikir, berbicara, dan memperlakukan diri sendiri karena jika kita terus melakukan self-criticism cuma akan meningkatkan faktor resiko terkena depresi atau bahkan larut dalam siklus depresi yang berkepanjangan.
Semakin kita keras terhadap diri sendiri, semakin merasa kecil dan merasa apapun yang sudah dilakukan tidak pernah cukup. Padahal, kita butuh compliment.. bukan dari orang lain, tapi dari diri sendiri.
Mulai sekarang, jika kita menghadapi hari yang sulit kita bisa membersihkan diri, membersihkan pikiran dari segala hal yang telah kita lalui. Meminum segelas air. Matikan lampu. Berbaring dan pejamkan mata. Rasakan jantungmu. Dia masih berdenyut. Dia masih berjuang. Hari ini kita telah berhasil. Dan kita juga akan berhasil melewati hari esok. Kita sudah melakukannya dengan sangat baik. (Charlott Ericksonn)
Sumber: Power of Positivity
8 komentar
👍👍👍👍
ReplyDeleteSorry oot. Menurut kamu, konsultasi ke psikolog itu perlu/penting ga? Sharing yaaa
ReplyDeletekalau kamu merasa permasalahanmu sudah sangat berat dan mengganggu, sedangkan kamu juga sudah coba berbagai macam cara buat menyelesaikan masalah itu, dan karena masalahnya berlarut (mungkin) orang disekitar mulai lelah dengar keluhan.. atauu kamu mengalami kejadian traumatis nah kalau udah gitu perlu banget pergi ke psikolog.. tapi kalau kamu masih merasa bisa handle masalahnya dan belum terlalu mengganggu kamu bisa sharing sama keluarga/teman untuk sekedar curhat atau minta solusi hehe thanks ndew udah mampir
Deletesepakat sih. cuma kadang nyari psikolog yg cocok juga jadi pr tersendiri ya. thx for sharing panutanque
DeleteJooosss ����
ReplyDeleteApa saya saja disini yang merasa termotivasi? :v
ReplyDeleteMengkritisi diri sendiri boleh saja asal jangan terlalu over, jika kesalahan sudah terjadi biarkanlah, kemudian berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi
ReplyDeleteKunci menjalani hidup dengan tenang dan bahagia adalah dengan selalu bersyukur dan memaafkan, baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain.
ReplyDeletesemoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"