Genomic, Genomic Maping , Genomic Epidemiologi

Pict Credit: Wallarthd



Pada tahun 2000 telah diumumkan proyek pemetaan human genom yang telah membuat banyak orang didunia terperangah. Human genom project memberi harapan baru pada warga dunia mengenai penyakit yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan dan sekarang dapat diobati. Kesehatan masyarakat menggunakan gen sebagai indikator adalah karena gen mengandung berbagai jenis informasi tentang keturunan, potensi penyakit yang akan diderita,  variasi antar manusia, dan kesehatan secara umum. Penemuan ini diumumkan oleh Craig Venter di gedung putih, human genom project sendiri dimulai pada bulan oktober 1990. Tujuan dibuatnya human genom project adalah untuk mengidentifikasi seluruh gen lengkap manusia, menentukan urutan lengkap 3 miliar subunit DNA, lebih jauh bahkan ilmu mengenai genetik ini dapat merubah teori-teori sosial, etis, bahkan sampai pada dampak politis. Hasilnya adalah bahwa semua organisme disatukan oleh satu kode genetik yang berlaku umum.

Diharapkan dengan adanya pemetaan kode genetik ini akan sangat berkembang pesat di dunia kedokteran, agar semakin berkembang pula penelitian tentang informasi genetik manusia untuk pencegahan primer terhadap penyakit-penyakit yang mungkin akan diderita, diharapkan pula adanya revolusi pengobatan ini akan memberi dampak yang jauh lebih demi perkembangan kesehatan masyarakat dunia.

A.    Genom
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah. Johan Gregor Mendel adalah bapak genetika, semula mendel membuat percobaan hereditas pada biji kacang ercis. Kromosom mengandung bagian-bagian yang lebih halus yang berperan sebagai pembawa sifat, yaitu gen yang akan diwariskan dari induk ke keturunan.Kromosom sangat penting karena merupakan pembawa sifat genetika yang berada didalam nucleus berbentuk batang atau bengkok dan terdiri dari kromatin. Kromosom terdiri atas dua unsur yaitu DNA dan protein histon. DNA merupakan penyusun gen, sementara protein histon berfungsi melindungi DNA dari kerusakan terutama pada saat pembelahan. Pada sel eukariot terdapat lebih dari satu kromosom dan pada tiap kromosom terdapat satu molekul DNA yang berbentuk linear.


 Genom merupakan ilmu tentang tempat yang sempurna dari informasi genetik pada suatu organisme, atau genom merupakan seluruh DNA yang terdapat pada suatu organisme, di dalamnya mencakup gen. Genom suatu organisme adalah kumpulan semua gen yang dimiliki oleh organisme tersebut pada setiap selnya. Pada genom manusia, kira-kira ada 3,5 miliar pasang basa kromosom dan masing-masing indivdu memiliki susunan yang unik. Setiap orang memiliki susunan genom tersendiri. Genom sendiri merupakan gabungan dari gen dan kromosom. DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) memiliki 4 basa yaitu sitosin, adenin, guanin, timin. Polimorfisme merupakan sifat turunan hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kode genetik yang dibawa masing-masing organisme.
            Adanya human genom project juga membawa revolusi pada dunia pengobatan. Informasi tentang DNA yang lengkap dan mendetail telah menyediakan sistem biologis yang kompleks yang menjadi kunci untuk memahami  struktur, organisasi, dan fungsi DNA dalam kromosom yang akan dapat diaplikasikan bukan hanya untuk budang kesehatan namun juga pertanian, produksi energi, dam perbaikan lingkungan. Identifikasi gen yang berhubungan dengan penyakit tertentu akan dapat mempercepat dan mengefisienkan proses penanganannnya. Dalam inti sel terdapat genom DNA yang membawa informasi, yang menggambarkan jati diri seeorang secara seutuhnya dan juga fisiologis atau bentuk fisik dari seseorang. Dengan kata lain DNA juga berfungsi sebagai seperngkat intriksi kehidupan dan merupakan dasar kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
            Tipe gen dibagi menjadi dua, yaitu Genotipe dan Fenotipe. Genotipe merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan genetik maupun keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh kromosom (genom) suatu individu atau sekumpulan individu. Fenotipe  merupakan suatu karakteristik (baik strktural, biokimiawi, dari suatu organisme yang dapat diatur oleh genotipe, lingkungan, maupun interaksi antar keduanya).
Asam nukleat  merupakan suatu molekul pada sel yang mengandung suatu informasi dan menyusun materi genetik semua makhluk hidup dan juga virus. Asam nukleat memiliki kode suatu perintah untuk mengendalikan  seluruh aktivitas sel yang berlangsung melalui aktivitas enzim, yaitu saat menentukan jenis dan kualitas reaksi yang akan ber;angsung serta sintesis enzim. Asam nukleat ada dua macam, yaitu DNA(deoxyribosenucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). DNA sendiri banyak terdapat pada nukleus, meskipun begitu pada nukleus tetap ditemukan RNA namun dengan jumlah yang sedikit. RNA sendiri lbih banyak terdapat pada sitoplasma terutama ribosom. Fungsi utama DNA adalah mewariskan inormasi genetik dari generasi ke generasi. Replika DNA yang diturunkan dari induk ke anak haruslah legkap agar kestabilan genetik dalam suatu organisme dapat dipertahankan, proses ini sangat kompleks karena menyangkut banyak fungsi sel. Terdapat tiga jenis RNA yaitu, messenger RNA (mRNA) yang berfungsi sebagai pembawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom, transfer RNA (tRNA) yang berfungsi membawa asam-asam amino ke ribosom untuk disusun menjadi protein, dan RNA ribosom (rRNA) yang diduga berfungsi  menyusun ribsom dan membantu dalam sintesis protein.
 Genetika ‘lama’ cenderung mempelajari kelainan genetik pada tingkat individu maupun keluarga, jauh berbeda dengan ilmu genetika yang ada sekarang, yang sudah jauh berkembang pesat terutama pada saat adanya human project pada tahun 2000 dan disempurnakan pada tahun 2003 yang menghasilkan pemetaan genetik yang memuat 3 milyar bahan kimia sebagai dasar informasi. Genomic maping membuat orang berpikir bahwa ilmu genetika mampu memberikan dampak yang sangat luas. Seluruh tubuh tersusun oleh sel, sel selalu membelah untuk meremajakan diri, jika ebelahan sel tidak terkendali maka akan terjadi kanker. Setiap sel memiliki inti sel, yang menyimpan berbagai perintah, karakteristik, informasi kesehatan, keturunan dan lain sebagainya. Informasi itu berguna untuk mengidentifikasi apa saja penyakit yang akan diderita manusia pada masa yang sekarang maupun yang akan datang.
B.     Genomic Epidemiology
Epidemiologi berasal dari kata yunani, epi = atas dan demos = rakyat,populasi manusia, dan logos = ilmu (sains),bicara. Secara etimologi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Pada tahun 1983 International Epidemiological Association mendefinisikan epidemiologi sebagai study tentang distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa terkait kesehatan pada populasi, dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan (Last, 2000).  Bapak kedokteran hippocrates telah mengemukakan mengenai epidemi, ia mengatakan bahwa adanya epidemi disebabkan keracunan zat kotor yang ada di udara,tanah, maupun air sebagai keracunan, dia menggunakan teori miasma. Oleh karena itu upaya pencegahan epidemi adalah dengan membersihkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan membuat sanitasi lingkungan. Teori miasma digunakan sampai era epidemologi modern.
            Pada pertengahan abad ke-19 terjadi wabah kolera di London. John snow seorang dokter anestesi meneliti tentang wabah ini, ia menyimpulkan bahwa ditemukan lebih banyak kematian pada populasi yang mendapatkan air mineral dari sebuah perusahaan yang mengambil sumber air di Broad Street London yang mengalami pencemaran dibanding dengan populasi yang tidak mendapatkan minum dari sumber tersebut, Snow menyimpulkan bahwa epidemo kolera disebabkan oleh adanya polusi air, ketika otoritas menutup pompa di Broad Street maka epidemi kolera segera berakhir. Seiring berkembangnya waktu Epidemi menggunakan Teori kuman yang menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh agen infeksi sebagai kausa tunggal.
Dulu epidemiologi hanya terikat pada penyakit epidemik saja,Epidemik sendiri merupakan penyakit yang secara tiba-tiba diderita orang banyak. Namun sekarang bukan hanya penyakit epidemik namun juga penyakit endemik, yaitu penyakit yang diderita sebuah populasi secara konstan dalam jumlah yang sedikit atau sedang. Menjelang abad ke-20, dengan meningkatnya kesehatan masyarakat terjadi pula peningkatan insidensi penyakit kronis di negara-negara barat. Pada saat itu epidemiologi penyakit kronis menggunakan paradigma “black-box”, yakni meneliti hubungan antara paparan di tingkat individu (kebiasaan merokok,diet) dan risiko terjadinya penyakit kronis, tanpa perlu mengetahuivariabel antara patogenesis dalam mekanisme kausal antara paparan dan terjadinya penyakit. Upaya yang digunakan untuk mencegah penyakit kronis adalah dengan mengubah pola hidup. Pada abad ke-20 terjadi transisi epidemiologi ke paradigma baru yaitu “chinese-box” yang menganalisis sistem yang menyebabkan terjadinya sistem yang menyebabkan paparan bisa berlangsung untuk menyebabkan terjadinya penyakit. Chinese-bos mengintegrasikan prespektif populasi dan biomedis, dengan mempelajari relasi paparan-penyakit dalam tatanan struktur local pada masing-masing leve, maupun antar hirarki level  dari level molekul dan gen hingga pada level populasi.
Epidemiologi mempelajari aneka keadaan dan peristiwa terkait kesehatan, yang meliputi status kesehatan, cedera, dan berbagai akibat penyakit seperti kematian, kesembuhan, penyakit kronis, kecacatan, disfungsi sisa, komplikasi, dan rekurensi. Epidemiologi mendeskripsikan penyakit pada populasi menurutfaktor sosio-ekonomi-demografi-geografi. Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang distribusi penyakit pada sebuah populasi, yang berguna menentukan diagnosis masalah dan dapat digunakan untuk menetapkan masalah prioritas kesehatan, juga berguna untuk merumuskan hipotesis tentang determinan penyakit. Sedangkan epidemiologi analitik mempelajari tentang determinan penyakit pada populasi. Determinan merupakan factor baik fisik, biologis, social, cultural, dan perilaku yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.
Riset epidemiologi menggunakan pendekatan eko-epidemiologi. Eko-epidemiologi menganalisis  system yang menghasilkan pola penyakit pada populasi. Pengetahuan yang dihasilkan dari riset epidemiologi digunakan untuk mencegah atau mengendalikan penyakit pada tingkat populasi (tecker dan buffington, 2001; CDC, 2010a, Thinkquest, 2010)

You Might Also Like

0 komentar

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"