SUSAHNYA JADI ORANG HUMBLE JUMBLE HUEEEE!

Susahnya jadi orang humble
Susahnya jadi orang humble jumble. Hueeeeeeeeee

Hai gengs, long time no see.

Gue lagi mager banget nulis, tapi karena hari ini hari spesial, jadi mau berbagi cerita. Ini bakal masuk label sendiri yang judulnya DIARY JEDA, nggak seseru diary of wimpy kids sih. Isinya soal keresahan Gue sebagai manusia goa yang sumpah ngerasa awkward banget sama hubungan antar manusia.

Kalau kalian ngikutin cerita disini, pasti tau deh kalau selama dua tahun belakangan Gue nyaris ga pernah keluar rumah, kalaupun keluar rumah atau jalan PASTI sama keluarga, bukan sahabat atau teman.

Nah, belakangan ini, setelah sekian lama akhirnya Gue merasa bebas. Jadi lebih enteng aja mau pergi atau jalan, ya walau sendiri sih. To be honest, emang lebih nyaman sendiri juga, jadi ga usah merasa kasihan. SUMPAH nggak perlu dikasihani soalnya. Huhu.

___

Oke, hari ini tuh PERTAMA KALI dalam seumur hidup Gue terlibat sama kegiatan sosial. Iyaaa, bantu bungkus nasi buat korban terdampak banjir, soalnya disini kebanjiran. Ikut kegiatan inipun sebetulnya nggak direncanakan.

Jadi ceritanya, tadi pagi saat bersiap mau jogging, Ibuk tiba-tiba udah rapih. Katanya, Doi bersama rekan-rekan harus menyiapkan 1.000 nasi bungkus untuk korban terdampak banjir dan kurang tenaga untuk bungkus-bungkus nasi.

Karena awal tahun ini bikin resolusi untuk jadi manusia humble jumble dan untuk berbuat satu kebaikan untuk orang lain setiap harinya (tentu aja Gue punya resolusi untuk baik ke diri sendiri juga), jadi akhirnya menawarkan diri untuk ikut bantu.

Sebagai manusia goa yang jarang bersosialisasi sama manusia, IT'S A BIG STEPPPP MA BRUH. 

Singkat cerita sampai tempat lah Kami. Ternyata disana ada beberapa orang yang memang sudah dari semalam bantu warga dan menyiapkan makanan. Lebih singkat lagi, akhirnya bisa bantu mereka bungkusin kari tempe. Nggak kebayang? Ya kaya sayur tempe gitu, pakai santan. Ayolah.. imajinatif sedikit.

Gambar hanya pemanis gengs. The nasi bungkus is not this fancy but yaa made with love and lots of effort ya, thanks to Bapak-bapak and Ibuk-ibuk yang berjiwa sosial tinggi dan bekerja tanpa pamrih. I learn alot today. Pict credit to pngimage.

Nah, saat bungkusin kari tempe, Ibuk pergi bantu distribusi nasi bungkus yang sudah siap ke beberapa daerah, jadi ya sendiri deh disitu. Rame sih, tapi maksudnya sendiri tuh ya nggak ada yang kenal gitu lho, tapi Gue tetap bekerja dengan tekun membungkus kari tempe sampai akhirnya terbungkus semua.

Kemudian celingukan, mana tau ada yang bisa dibantu lagi, tapi sepertinya sudah cukup sih. Ada dua orang yang taruh nasi, ada dua orang lain yang nambahin isian pertama berupa perkedel kornet, ada dua orang lain yang nambahin isian kedua berupa mie goreng masak dan bungkus nasi dengan rapih. Ada seorang yang bertugas menghitung dan memasukkan nasi bungkus ke keresek besar untuk memastikan jumlah yang didistribusikan cukup. Bagian distribusi ada sendiri, lagi keliling.

Karena sepertinya nggak ada hal lain yang bisa dibantu, akhirnya Gue memutuskan untuk jogging karena saat lihat jam, masih sekitar jam 08.30 pagi, terlebih cuacanya mendung. SEMPURNA!

Akhirnya memutuskan untuk jogging, sekalian lihat sekeliling. Gue kirim pesan singkat ke Ibuk bahwasanya mau pergi jogging, mana tahu pas lagi jogging doi datang dan nyariin anaknya. Gue menghabiskan sekitar 30 menit untuk jogging. Oh ya, dari rumah emang udah pakai sepatu dan setelan untuk jogging. 

Setelah selesai, balik lagi dong ke tempat bungkus-bungkus nasi. Ternyata orangnya semakin sedikit, pun pekerjaan yang harus dikerjakan juga terlihat nggak banyak lagi. Jadi asumsi Gue, mereka sudah nggak perlu tenaga tambahan. Oh ya, yang disitu isinya beberapa rekan-rekan Ibuk.

Karena setelah jogging Ibuk masih belum menunjukkan batang hidungnya, alhasil daku coba telfon untuk izin pulang, tapi kayaknya memang sibuk. Akhirnya kirim pesan singkat izin pulang duluan, naik gojek ya malih. Ibuk bawa kendaraan sendiri dan Bapak katanya mau nyusul.

__
Sampai rumah tidur lah ya kan, lelah. Ibuk dan Bapak baru sampai rumah sebelum maghrib karena banyak ternyata warga yang terdampak banjir.

Kemudian Ibuk cerita, bahwasanya beberapa rekannya yang memang tau tapi nggak kenal, menanyakan keberadaan Gue.

Begini kira-kira percakapannya:

Rekan A: "Bu, si teteh kemana? Kok nggak ada? Apa karena nggak Aku ajak ngobrol ya?"
Ibuk : "Iya, kamu sih nggak ngajak ngobrol."
Rekan B: "Saya mau ngajak ngobrol tapi bingung mau ngobrolin apa."

To be honest, Gue bingung kenapa mereka berpikiran seperti itu.

Dari sudut pandang Gue, merasa bersyukur nggak diajak ngobrol karena kalaupun ngobrol ya bingung gitu mau ngobrolin apa dan ditambah pasti makin awkward kalau mau pulang dan Gue pulang semata-mata karena emang nggak ada kerjaan lagi, jadi mending ke rumah, mandi, tidur, baca, atau melakukan apapun yang menurut Gue bermanfaat.

Agak keki sih dengar omongan begitu, tapi lebih keki karena Gue keki untuk sesuatu yang ABSOLUTELY normal? Akhirnya untuk mengurangi rasa keki tanya dong ke Adek, yang walau suka grumpy ga jelas tapi jauh lebih dewasa dibanding Daku, supaya dapat POV lain dan bisa hilang kekinya.

Dia bilang,
"Biasa kan, kalau lagi kumpul dan ada seseorang yang pergi, orang lain bakal berpikir bahwa yang pergi ini nggak nyaman sama kondisi itu jadi memilih pergi dan mereka ngerasa khawatir karena nggak berusaha bikin orang ini nyaman dan bertahan lebih lama."

Kalau dipikir-pikir bener juga. Oh ya, untuk menghindari kesalah pahaman, Adek Gue juga bilang, sebaiknya izin aja dulu sebelum pulang, biar orang nggak salah paham. NOTED gengs.

Heee baru ingat kalau tadi nggak izin pulang. Huhu. Ternyata buat jadi manusia humble jumble tuh banyak hal yang harus diperhatikan. Semoga bisa lebih baik kedepannya! Semangat!

Oh ya, i'm so proud of myself, about what i've done today also so grateful to have family and friends who have positive vibes gituh. Huhu. Luv yu gengs..  




You Might Also Like

11 komentar

  1. Aku selalu suka membaca jendela eva, tulisannya bagus dan cepat di pahami

    ReplyDelete
  2. Iya aku juga suka baca cerita di jendela eva, ceritanya selalu menarik. Susah ya jadi manusia humbel jumbel kumel umbel wkwk

    ReplyDelete
  3. Aku banget nih.. mau mulai pembicaraan tapi takut akward. Jadinya diem aje..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya haha. Gara-gara anxious nanti gimana kalau ngobrol, gimana kalau izin, padahalmah kadang masalahnya ada di otak kita doang :( justru rasa takutnya ini bikin orang salah paham haha.

      Delete
  4. Kalau saya sih biasa aja. Nggak ada rasa awkward ketika bersosialisasi...

    ReplyDelete
  5. Follow writing-help.org/blog/essay-on-sociology-of-urban-life if you want to have your article written and prepared by the best expert in this field. You will be amazed by the received outcome!

    ReplyDelete

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"