GOOD OLD TIMES: WARNET BERSEJARAH

Good old times: warnet bersejarah
Good old times, warnet bersejarah.


Eh ketemu lagi! gimana kabarnya hey?

Ngomong-ngomong soal bahagia, belakangan ini Gue lagi ngerasa bahagia banget. Dua tahun belakangan ini berat, pernah kepikiran bahwa mungkin akhirnya ga akan pernah ngeliat dunia dengan cara yang sama lagi (in negative way).

Ternyata benar-benar terjadi, Gue nggak bisa melihat dunia dengan cara yang sama tapi in a positive way. Semua terasa lebih menyenangkan aja. Meskipun sekadar lihat cahaya matahari yang menyusup lewat celah daun pohon akasia yang berjejer di pinggir trek lari stadion, pemandangan gunung tertinggi di Jawa Barat yang bisa dinikmati dari depan rumah, udara pagi yang segar, perhatian keluarga dan teman, dan bahkan masa lalu.

Semua hal yang selama ini Gue lihat sebagai hal yang biasa bahkan luput dari penglihatan dan nggak pernah dinikmati sebelumnya, jadi terasa menyenangkan dan indah.

Benar kata orang, kejadian baik atau buruk yang terjadi dalam hidup kita, segimanapun kita ngerasa rendah dan nggak bisa bangkit, kalau mau bertahan sedikit lagi aja, pada saatnya, kita akan melihat semua dari sudut pandang yang berbeda, semua perasaan yang berat jadi lebih ringan dan kita nggak lagi melihat diri sendiri sebagai orang yang paling menderita.

Oh ya Gue mau cerita soal dua hari lalu saat postingan ini diterbitkan.
________

Jadi hari itu ada dokumen yang harus dicetak, karena nggak punya printer akhirnya mau nggak mau harus ke warnet. Di daerah tempat Gue tinggal, tukang fotocopy belum menyediakan jasa print langsung dari e-mail, jadi ya warnet adalah pilihan terbaik.

Warnet yang gue kunjungi ini adalah satu-satunya warnet yang masih bertahan di daerah sini. Meskipun begitu, warnet ini sepi sekali pengunjung sejak beberapa tahun lalu. Kayaknya karena mereka nggak upgrade peralatannya dan berubah jadi wargame jadi sepi.

Sesampainya disana, tiba-tiba semua memori masa remaja menyeruak. Kaya botol air yang kelebihan muatan, semua memori tiba-tiba tumpah. Warnetnya masih sama, Bapak penjaganya masih sama ramahnya, unit komputernya masih sama persis saat pertama kali Gue kesana tapi kondisi bangunannya terlihat lebih usang dan ada banner "DIJUAL", terus entah gimana ada perasaan sedih.

Kurang lebih bilik warnet di ruang kedua tuh seperti ini. Pict credit to Medcom.id.

Saat melangkah masuk, langsung disambut bilik-bilik VIP yang terletak di ruangan depan, berhadapan sama meja penjaga. Warna ruangan pertama identik sama merah marun, ngasih kesan elegan. Kemudian masuk ke ruang kedua, ada bilik-bilik yang disusun dari papan triplek tingginya sekitar 80cm. Jadi kalau duduk disitu dan celingukan, kita bisa lihat ada siapa aja disebelah kita. Ruangan ini di cat kuning, ngasih kesan hangat, sayangnya, ruangan ini terlihat lebih usang, kayaknya karena udah lama nggak dicat ulang.

Gue langsung bilang bahwasanya mau cetak dokumen dan datanya ada di e-mail, bapaknya dengan ramah meminta Gue ke ruang kedua dan ngisi salah satu bilik nggak jauh dari pintu masuk ruang kedua dan meja penjaga. Disana terlihat cuma ada dua orang pengunjung.

"Disimpan di (e) ya filenya",  kata Bapak itu lagi. Kalimat yang selalu Gue dengar setiap kali mau cetak dokumen di warnet.

______

Warnet ini penuh kenangan. Waktu jaman SMP, Gue nggak pernah kepikiran untuk ke warnet karena memang di rumah langganan Speedy, yang waktu itu hits banget. Haha.

Warnet ini adalah warnet pertama yang Gue kunjungi atas ajakan seorang teman. Saat itu, dia ngajak Gue ke warnet untuk chatting, err.. sesuatu yang pada saat itu terasa asing. Oh ya, kalau kalian termasuk generasi boomer dan millenial, pasti tahu MiRC. Minimal pernah login terus out karena komputernya langsung hang dikirimin virus. Haha.

Karena chatting ternyata menyenangkan, jadilah Gue terus-terusan main MiRC bahkan sampai Gue kuliah tingkat 6. Haha. Sekarang juga sih, kadang. Oh ya, alasan virus itu juga yang bikin Gue main MiRC di warnet dan bukan di rumah. Walau akhirnya unggah juga sih di komputer rumah.

Selain jadi tempat pertama kali mengenal dunia luar, warnet itu juga jadi saksi sejarah kelulusan SNMPTN Gue. Hehe. Jaman dulu, SNMPTN tuh tes tulis ya bukan ujian masuk uni lewat jalur undangan jadi pengumumannya lewat internet.

Saat itu tentu aja bukan Gue yang ke warnet, karena malam pengumuman SNMPTN itu besoknya Gue harus melakukan ujian fisik dan kesehatan di salah satu sekolah kedinasan, jadi ya Ibuk yang tergopoh-gopoh ke warnet tengah malam.

Pertanyaan yang sama! kenapa harus ke warnet padahal di rumah langganan paket internet?

Game ini termasuk salah satu game populer pada masanya HAHAHA. 

Menurut Ibuk internet di rumah lemot dan internet di warnet lebih yahut, jadilah Doi nongkrong di warnet berbaur sama remaja yang asik main game Poker Zynga sampai Ninja Saga di Facebooknya. Padahal saat pengumuman sekitar jam 9 malam itu Gue yakin servernya penuh, bukan karena internetnya lemot. Haha.

Terlepas dari itu, terimakasih Ibuk mau repot-repot lihat hasil ujian anaknya walau akhirnya kaget dan bertanya-tanya kenapa anaknya bisa masuk bidang sospol di universitas X, padahal setahu beliau Gue cuma daftar jurusan biologi di universitas Y.

Itu karena anakmu pilih jurusan pas tengah malam saat Ibuk tertidur. Maaf ya Buk.. tapi Biologi tetap dijadikan pilihan kok Buk, cuma ndak keterima aja Buk.

___
"Sudah di save di (E:) Pak filenya."  Ngabarin Bapak penjaga untuk cetak dokumen yang Gue butuhkan.

Nggak lama, terdengar suara printer dan dokumen tercetak. Dua dokumen berwarna dan bayar penggunaan internet personal total 1.800 rupiah. Beliau ngasih kembalian 200-an. Iyap, Beliau itu pemilik sekaligus penjaga warnet, biasanya dibantu jaga sama anaknya juga dan sampai saat ini, mereka masih sejujur dulu. Setelah membayar tagihan, Gue pamit pulang dengan membawa kenangan yang nggak akan pernah Gue lupakan.

Terimakasih Bapak penjaga warnet sudah mewarnai masa-masa remaja dan buat masa remaja Gue jadi menyenangkan. Semoga selalu dilimpahkan kesehatan ya Pak. Terimakasih juga karena sudah ngasih contoh yang baik untuk selalu jadi manusia yang baik, jujur, dan ramah selama ini. 

You Might Also Like

7 komentar

  1. Warnet ya
    Emm. Warnet pertama saya sudah tutup lama, diganti dengan gudang kerupuk. Warne biasa kehilangan pamor dengan warnet wargame.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha gede pasti warnetnya yak?

      Iyaa setuju. Wargame masih diminati karena emang nggak semua orang bisa dan mampu beli gearnya, sedangkan internet sendiri udah jadi kebutuhan primer sekarang dan aksesibel, nggak ekslusif kaya dulu. Huhu. Sedih sih warnetnya sepi tapi hal yang ga bisa dihindari..

      Delete
  2. Memang byk menyisakan kisah pas jaman-jaman sekolah dulu, salah satunya kisah di warnet. Paling ingat betul khas komputer warnet kalo pas buka pertama kali, kita bakal disapa sama ikan lumba-lumba ya gak sih hahaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa ikonik banget itu lumba-lumba loncat hahahaha

      Delete
  3. warnet itu ibarat kampus kedua bagi gue.. belajar develop web, belajar maintenance web dll.. dulu sering tiap malam minggu bela-belain nginep di warnet buat ambil paketan untuk belajar.. sedih klo diceritain..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah bermanfaat banget kegiatan di warnetnya. Semoga kisah sedih jaman dulu bisa jadi hal yang berkesan dimasa mendatang :')

      Delete
  4. Indeed, leaving a lot of stories during the days of school, one of them the story in the internet cafe. Most remember the typical internet cafe computer when you open it the first time, we will be greeted by fastcustomwritinghelp.com/blog/all-rolled-into-one-interested

    ReplyDelete

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"