PENGALAMAN KETEMU PENIPU(?) DI MALL

Pengalaman ketemu penipu di Mall. Ugly side of marketing. Pict credit to Dhruvsoft technology.
Rather succeed with honor than fail by fraud - Quotes pertama Jendela Eva yang terinspirasi dari Sophocles

Hai, kalau kalian ngikutin dan update terus cerita disini, pasti pernah baca postingan soal pengalaman ketemu penipu di jakarta (Baca disini: Pengalaman Ketemu Penipu Di Jakarta).

Kali ini mau berbagi lagi soal modus tipu-menipu yang baru saja saya alami di salah satu mall di kawasan Depok. Langsung cerita aja ya biar nggak berbelit-belit:

Di Cegat Sesaat Setelah Keluar Dari Kasa

Karena kehabisan stok makanan, seperti biasa, saya memutuskan untuk pergi ke hypermart yang ada dalam sebuah mall dan jaraknya kurang lebih 200-300 meter dari kosan. Sesaat setelah membayar belanjaan dan sedang berjalan menuju keluar, eh tiba-tiba ada dua orang mbak-mbak yang menghampiri.

Saya jelasin dulu ya kondisinya. Jadi di mall tersebut memang banyak yang suka bagi-bagi brosur. Setiap pulang dari sana bahkan selalu dapat "oleh-oleh" brosur.

Curiosity pull people into the scam - Frank Stallone

Nah, saat dua orang mbak ini menghampiri, mereka bilang meminta waktu sebentar, ya dipikir cuma mau ngasih brosur, jadi ikut deh, lagipula standnya ada di depan kasa persis. Apalagi mereka ngasih iming-iming dapat hadiah payung gratis. Menuju musim hujan gini siapa sih yang bisa nolak payung gratis? haih..

Mereka kemudian menuntun saya ke "stand," kalau memang bisa disebut stand sih. Disana saya celingukan nyari payung, kok nggak kelihatan ya? Emang dasar terlalu positif, jadi ya dipikir payungnya disimpan di tempat tersembunyi. (Jangan salah sangka, penipuannya bukan soal NGGAK dikasih payung, jadi keep scrolling and keep rolling ya)

Disana mereka menjelaskan panjang lebar bahwasanya mereka akan launching produk yang akan mulai dipasarkan pada bulan depan. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa untuk mendapat hadiah payung, kita harus pilih kartu yang mereka pegang, kalau tulisannya payung ya dapat payung, kalau engga ya paksa dong. Nggak ding bercanda..

Karena pengen cepat pulang dan istirahat, jadi tanpa ba-bi-bu Saya ambil deh itu salah satu kartu yang ada di tangan mereka, kemudian seorang karyawan lain, yang berperan sebagai leader tim marketing mungkin ya, menghampiri dan bilang memberikan ucapan selamat, karena isi kartunya menyatakan saya dapat kupon belanja 600.000,- rupiah. Lumayan lah buat dikasih ke mamak kalau-kalau doi mau belanja barang elektronik.


Ugly side of marketing. Pict credit to patch.com

Saat  sudah siap-siap pergi tuh, ternyata mereka tetap menahan dengan ngajak ngobrol, begini percakapannya:

Disini ada empat orang yang berperan, Si Bapak Leader Marketing Kang Tipu disingkat jadi LMKT, dua orang mbak dewa sugar coating yang membawa saya ke stand disingkat jadi MDSC, dan Supervisor Marketing Kang Tipu yang telfon untuk meyakinkan target disingkat SPMKT.

LMKT: 
Wah, mbak selamat ternyata isi kartunya bukan hanya kupon senilai Rp. 600.000,- tapi juga kombo delux maniak supermen weleh-weleh, yang artinya mbak bisa dapat gratis TIGA produk TANPA PEMBELIAN. (itu nama bonusnya Saya lupa soalnya ribet, jadi ngarang deh)


Saya:
Hah? (dengan masih berusaha memproses situasi ini) 

LMKT:
Iya mbak, kami cetak delapan ratus kartu dan cuma ada 30 kartu yang kaya gini. Selamat ya, biar Saya telfon dulu atasan Saya cek ketersediaan hadiahnya. Soalnya hadiahnya hanya untuk 30 orang pertama yang dapat. (Lah harusnya nggak usah di cek dong, kan cuma cetak 30 kartu, udah pasti yang klaim cuma 30 orang. Sialnya ya nggak ngeh waktu itu, lagipula MDSC sibuk bener ngasih selamat. Kalau dipikir udah kaya orang idiot huhu)

***Kemudian LMKT ini telfon Supervisornya yang kita singkat jadi SPMKT dan kemudian menyerahkan telfonnya ke Saya***

SMPKT:
Halo, dengan mbak Eva? 

Saya:
Iya, betul Pak. 

SMPKT:
Iya mbak, bisa sebutkan barcodenya?


Saya:
Hah, gimana? (Lah dia pikir Saya staff lembaga sandi negara bisa baca barcode? kemudian si LMKT ngasih tahu dimana letak pin yang supervisornya maksud, dia bilang jangan matikan telfonnya karena mau dicek dalam sistem)

SPMKT:
Wah selamat mbak, anda dapat tiga produk gratis tanpa belanja. Anda berhak mendapat teflon, wadah makan anti tumpah tiga susun, dan blender tujuh rupa. Mimpi apa mbak bisa beruntung begini? Selamat ya, bisa berikan lagi telfonnya ke karyawan saya?


Saya:
Oh. Iya Pak terimakasih. (tetap berusaha memproses situasi dan ngerasa bingung)

LMKT:
Wah selamat lho mbak, kata atasan saya produknya bisa langsung diambil dari stand ini. (Sambil nyuruh MDSC bawain produk gratis itu dan ditaruh disamping tempat saya duduk, mereka nggak berhenti ngasih selamat dan minta traktir. OMG)

***Disingkat aja ya ceritanya karena panjang banget, tapi nggak akan mengurangi esensi cerita kok***

LMKT:
Jadi mbak, sebelumnya ada beberapa syarat untuk membawa pulang hadiah ini. Pertama, mbak harus pakai produknya sendiri. Kedua, mbak harus bantu promo, jadi kalau ada yang bertanya kasih tahu mbak beli produknya dari kami. Ketiga, mbak harus mau di foto bareng kami dengan produk ini sambil tersenyum, nantinya foto ini dipasang di banner selama tiga bulan dan mbak akan mendapatkan bayaran dari situ, bisa dalam bentuk produk atau uang. 

LMKT:
Terakhir, mbak harus membayar pajak hadiah 10%, karena nggak mungkin pajak hadiah kami tanggung. 

Saya:
Oh siap. (Disini udah mau berbaik sangka, soalnya kalau tax 10% doang dengan produk 8 juta, Saya cuma perlu bayar Rp. 800.000,- masih untung dong)

LMKT:
Selain itu, mbak juga harus bayar biaya admin 15%. Jadi, total hadiah mbak kan Rp. 8.000.000,- sekian, nah yang harus mbak bayar adalah Rp. 3800.000,- agar bisa membawa semua ini pulang dan hanya bisa dibayarkan dengan sistem transfer.

_____
Setelah dengar kalimat terakhir, Saya langsung izin menjauh untuk telfon. Waktu itu yang di telfon adalah Mamak dan bilang kayaknya kena penipuan. Mamak panik dong.

Terus Saya menenangkan Mamak yang panik, sambil mengumpulkan keberanian untuk keluar dari situasi itu gimana.

Akhirnya, Saya balik ke stand dan bilang ke mereka bahwa hadiahnya nggak akan diambil, awalnya mereka kekeuh dan bilang kalau masalahnya uang yang harus dibayar terlalu besar bisa ngasih DP dulu. Lah, dipikir lagi beli barang mereka apa pake DP? kan judulnya hadiah.

Tapi tetep Saya kekeuh nggak akan ambil sambil buru-buru pergi dan mereka yang tadinya wajahnya sumringah jadi kecut.

Kenapa Hal Ini Saya Sebut Penipuan?

Saya nggak tahu siapa yang ngajarin ilmu hitam marketing kaya gini astaga. Mereka mencoba menjual barang dengan modus kita dapat "free produk" dan dengan syarat harus bayar pajak dan biaya admin.

Padahal dibanding bayar pajak dan admin, jauh lebih murah beli barang-barang tersebut di toko. Kenapa? Berikut penjelasannya:

Kalau ada yang bilang tetap untung walau harus bayar pajak penghasilan atas hadiah dan biaya admin karena total harga barang 8 juta dan kita tebus dengan 3 juta , ITU SALAH. Harga satu set teflon ox*n itu normalnya cuma 800 ribu, dan produk yang mereka kasih itu setelah di cek harganya cuma Rp. 150.000,- Tempat makan yang mereka tawarkan juga harga pasarnya nggak lebih dari Rp. 300.000,- harga pasarnya, dan satu set blender 7 in 1 harganya hanya Rp. 600.000,-

Artinya, mereka naikin harga produk di katalog minimal  500% dari harga pasaran. Ulang ya, HARGA PASAR! BUKAN HARGA DISTRIBUTOR. Rugi banget nggak tuh.

If you see fraud and do not say fraud, then you are fraud - Nassim N. Taleb

Selain itu, sedikit cerita, saat mereka ngasih selamat dan minta traktir, mereka minta uang cash berkali-kali dan MAKSA.

Untungnya Saya nggak pernah bawa cash banyak. Paling banyak Rp. 200.000,- itupun kalau memang mau beli sesuatu.

Kenapa? karena belajar dari pengalaman sebelumnya, saat kita ditipu dan nggak sadar, target mereka adalah uang cash yang kita pegang. Jadi bisa berabe, bawa banyak otomatis bakal kena banyak.

Lagian kenapa sih nggak jualan dengan cara yang wajar aja, toh dengan cara normal ataupun nipu mulut kalian harus sampai berbusa-busa juga ngomong ke pelanggan. Bedanya, sales yang jujur dicari pelanggan dan model yang kaya begini ini ditandai supaya jangan sampe ketemu lagi.

Semoga pembaca lebih hati-hati sama modus begini, terutama Ibu-Ibu.

Buat Bapak-Bapak mohon dijaga atm dan dompet istrinya dan dibimbing segera menuju pintu keluar mall bila menemukan hal seperti ini. 

You Might Also Like

6 komentar

  1. Suatu pembelajaran nih bagi saya yang tinggal didesa mbak

    ReplyDelete
  2. Mungkin itu modus yang bagus untuk marketing (pemasaran) yang tepat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya sama sekali nggak tepat sih. Fraud masuknya. Dia naikin harga bisa 500%, kalaupun kejual paling cuma satu kali jual ke orang yang sama, ga akan punya loyal buyer 😅

      Delete
  3. Please dont stop inspiring people.. you re awesome..☺

    ReplyDelete
  4. Saya juga pernah terjebak dalam situasi kayak gini. Disuruh pilih kertas kayak undian gitu. Kalo angkanya sama, berarti beruntung. Langsung di ajak ke stand mereka, tapi saya tolak, karna lihat penampilan mereka itu lho, kurang meyakinkan aja.
    Semoga kita semua bisa 'mundur alon-alon' lah kalo terjebak dalam situasi kayak gini.

    Makasih lho infonya mba Eva.

    ReplyDelete
  5. Wow! I do like to read about someone's experience. I think, such information is always valuable and helpful. Thank you for posting it.

    ReplyDelete

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"