Resume Metodologi Hubungan Internasional Mochtar Mas'oed

Pict Credit to University of Virginia


Oke ini hasil resume dari buku metodologi HI-nya Mochtar Mas'oed, jadi dari judul aja udah jelas ya kita pakai buku siapa. Semua hal yang ada ditulisan ini adalah apa yang ada di buku Pak Mochtar. Kecuali beberapa contoh atau keterangan yang saya pakai untuk memudahkan pemahaman. Jadi kalau ada kesalahan dalam tulisan atau pemahaman saya kalian bisa kritik lewat kolom komentar ya.

Mari kita mulai...

Konsep merupakan hal yang paling mendasar dari sebuah bahasa, karena konsep digunakan untuk menyederhanakan persoalan-persoalan empiris dengan menggunakan simbol-simbol untuk mengorganisasi persepsi mereka serta untuk membuat model-model yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai peristiwa. 

Selain itu, Konsep juga merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu obyek, sifatnya, juga suatu fenomena tertentu. Jadi konsep adalah sebuah kata yang mengandung sebuah gagasan, yang digunakan untuk menyederhanakan kenyataan yang kompleks  dengan mengkategorisasikan hal-hal yang kita temui berdasarkan ciri-ciri yang relevan. 

Bingung? Contohnya saat kita mengidentifikasi pulpen. Kalau kita deskripsikan, pulpen itu benda sepanjang jari tangan yang didalamnya berisi tabung plastik yang diisi dengan tinta dan diujungnya terdapat besi kecil berbentuk lancip yang berfungsi mengeluarkan tinta dari tabung secara simultan saat kita memberikan tekanan pada benda tersebut. 

Nah lho, ribet kan kalau  pas mau minjem pulpen aja harus nyebutin deskripsi sepanjang itu? keburu sore bosque. Makanya kita sepakat untuk menyederhakan deskripsi benda sepanjang jari tangan blablabla dan menyebutnya sebagai pulpen. Jadi ya pulpen itu konsep yang menyederhakan deskripsi benda sepanjang jari tangan blablabla.

Dalam ilmu sosial konsep menunjukkan sifat-sifat dari obyek yang dipelajarinya (contoh, orang, kelompok, negara, organisasi internasional) yang relevan bagi studi tertentu. Namun pemberian nama yang menunjukkan sifat-sifat yang relevan terhadap suatu obyek, yang kemudian dengan membuat nama tersebut kita dapat meramalkan obyek tersebut berdasarkan sifat-sifat yang dikandungnya, tidaklah sama di setiap studi.

Nah bener kan? Jadi udah paham kan soal apa yang dimaksud konsep disini?

Fungsi konsep sendiri adalah, yang pertama, merupakan alat yang sangat penting dalam berkomunikasi. Konsep yang dipahami sama akan memudahkan kita untuk berkomunikasi. Artinya, konsep juga harus melalui tahap kesepakatan mengenai maknanya, sehingga dapat terjadi komunikasi. Konsep sendiri diabstraksikan dari kesan yang ditangkap melalui indera dan digunakan untuk mentransmisikan persepsi dan informasi. 

Walaupun begitu konsep bukanlah suatu fenomena empiris, tetapi konsep merupakan simbol dari fenomena tetapi bukan fenomena itu sendiri. Fungsi yang kedua adalah, untuk memperkenalkan suatu sudut pandang dengan memperkenalkan suatu cara mengamati fenomena empiris. Konsep memungkinkan ilmuwan untuk mengungkapkan pengalaman pribadinya dalam tataran tingkat makna yang disepakati bersama. 

Konsep juga memungkinkan ilmuwan untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan cara memberi definisi, dengan demikian, memperkenalkan suatu sudut pandang memungkinkan para ilmuwan untuk memberi kualitas yang sama pada suatu kenyataan. Yang ketiga adalah sebagai sarana pengorganisasian  gagasan, persepsi, dan simbol, yaitu dalam bentuk klasifikasi dan generalisasi. 

Kalau penjelasan soal ini, Ehm gini ya, di ilmu sosial kita tahu dong fenomena itu apa. Kita kenal fenomena demokratisasi. Apa sih sebenernya demokratisasi? Saat saya tanya apa itu demokratisasi, dalam pikiran kalian pasti udah terbayang suatu kejadian dimana negara "diminta" untuk memberikan rakyatnya kebebasan untuk bersuara, untuk punya hak yang sama. Iya nggak? Karena kita sepakat menamakan fenomena itu dengan nama demokratisasi. Tapi demokratisasi itu cuma simbol, bukan kejadian itu sendiri. 

Masih bingung ya? Jadi gini saat seseorang bilang demokratisasi, kita bisa langsung ngebayangin demokratisasi itu kejadian seperti apa. Tapi fenomena demokratisasi diberbagai negara jelas beda dong baik dari segi proses, waktu, apa yang melatar belakangi, dan segalanya. Makanya kita bisa bilang konsep cuma simbol dan bukan fenomena itu sendiri. Udah paham kan?

Menurut McKinney dengan menggunakan konsep artinya kita harus mengeneralisasikan sesuatu, maka kita akan dipaksa untuk menghilangkan beberapa ciri atau simbol dari suatu obyek dengan cara meninggalkan atau mengabaikan keunikan konsep yang mereka dapat dari pengalaman mereka, yang telah membentuk suatu persepsi diantara mereka, agar mencapai suatu tahap yang disebut dengan generalisasi dan mencapai kesepakatan bersama agar proses komunikasi dapat berjalan dengan mudah.

Definisi konsep itu ada dua, yang pertama definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi konseptual berarti menggambarkan konsep dengan cara mendefinisikannya menggunakan konsep-konsep lain. Jika dia merupakan konsep yang bersifat relative deprivation yang merupakan persepsi aktor tentang kesenjangan antara value expectation (barang-barang dlm kehidupan seseorang yang menurut persepsi orang merupakan barang hak sah yang dia miliki) dengan value capabilitiesnya (barang-barang yang menurut persepsi seseorang merupakan barang yang dapat dicapai dan dimiliki). Terdapat sifat-sifat definisi konseptual agar dapat mempermudah komunikasi:
1. Definisi harus menggambarkan ciri-ciri atau kualitas khas dari fenomena yang didefinisikannya.
2.      Tidak boleh bersifat circular.
3.      Harus dinyatakan dengan istilah yang jelas dan tidak memiliki lebih dari satu arti.

Selain itu, ada juga definisi operasional adalah serangkaian proseduryang mendeskripsikan kagiatan yang harus kita lakukan  kalau kita hendak mengetahui eksistensi empiris atau drajat eksistensi empiris. Definisi itu mengatakan apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita amati untuk mendefinisikan fenomena yang didefinisikan agar mencapai pengalaman indrawi peneliti yang bersangkutan.





Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Menurut Alan Ishaak generalisasi sangat penting karena dua hal, pertama  adalah untuk memberi deskripsi yang lebih canggih dan lebih luas. Yang kedua adalah, generalisasi itu penting karena dia melandasi kegiatan menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena. Genelasisasi memiliki sifat, yaitu;

  1. 1.      Kondisionalitas

Memperlihatkan hubungan suatu kondisi dengan kondisi lainnya sehingga akan didapatkan makna atau kesimpulan yang lebih berharga. Dengan cara ini, kita dapat dengan mudah mengambil suatu kesimpulan yang dapat menggambarkan dua atau lebih fenomena tersebut dengan definisi yang lebih sederhana tetapi memiliki makna yang berarti. Biasanya ditandai dengan bentuk kondisional “jika...maka...” yang menggambarkan kondisi tersebut. Tetapi, karena generalisasi memiliki banyak tingkat universalitas, maka generalisasi yang bersifat kondisional ini tidak sepenuhnya bersifat valid.

  1. 2.      Sifat Empiris

Generalisasi pada dasarnya bersifat empiris yaitu berdasarkan pengamatan dan pengalaman. Maka baik buruknya generalisasi empiris tergantung pada baik buruknya konsep yang dimuat. Generalisasi haruslah masuk akal dan disusun dalam bahasa yang baik dan benar. Selain itu generalisasi juga harus bisa diuji, mengalami penerimaan dan penolakan.

Generalisasi bisa diklasifikasikan menurut ruang lingkupnya menjadi beberapa tingkat. Yang paling tinggi adalah generalisasi yang bersifat universal, yang sering kita sebut sebagai hukum, asal, atau prinsip. 

Tingkat yang kedua adalah generalisasi dengan ruang lingkup yang lebih luas tetapi tidak dapat diterapkan secara universal. Diterapkan terhadap suatu komunitas dengan wilayah yang luas, kebudayaan, kultural, atau berdasarkan pada masa tertentu. 

Generalisasi tingkat yang ketiga adalah generalisasi yang terbatas pada suatu negara, sub-kultur dan kurun waktu tertentu. Sedangkan yang terakhir adalah generalisasi yang hanya diterapkan disuatu komunitas atau kelompok yang memiliki skala yang kecil atau untuk kurun waktu yang singkat. 

Ada dua generalisasi yang menurut Ishaak digunakan dalam kegiatan keilmuwan, yaitu hipotesa dan hukum. Hipotesa sendiri merupakan dugaan sementara yang mengalami proses pengujian yang dapat diterima atau ditolak. Jika hipotesa itu terus menerus mengalami pengujian dan dapat diterima maka hipotesa tersebut akan menjadi hukum.

            Teori merupakan alat yang menggabungkan dan merangkai konsep menjadi suatu penjelasan yang menunjukkan bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan. Teori  adalah suatu pandangan atau persepsi tentang apa yang terjadi. Dalam buku Mohtar Mas’oed menyebutkan bahwa teori adalah suatu bentuk pernyataan yang menjawab pertanyaan “mengapa”, yang berarti bahwa berteori merupakan upaya memberi makna pada fenomena yang terjadi.



Teori yang baik adalah teori yang dapat didukung atau ditolak melalui analisa yang jelas dan menggunakan data secara sistematik. Berdasarkan kadar teori yang dimuatnya, kita dapat mengklasifikasikan proposisi-proposisi ke dalam tiga tingkatan, yaitu : sistem klasifikasi, kerangka konseptual, dan sistem teoritik. 

Sedangkan berdasarkan struktur internalnya Abraham Kaplan mengidentifikasikan dua format dasar teori, yaitu aksiomatis dan teori berangkai. Teori aksiomatis adalah teori yang dihubungkan secara deduktif. Untuk dapat disebut sebuah teori maka suatu pernyataan harus berbentuk sistem aksiomatis. Sistem yang aksiomatis terdiri dari aksioma, definisi, dan teorem. 

Aksioma adalah pernyataan yang berfungsi sebagai suatu premis dari suatu argumen yang deduktif. Suatu konsep yang telah memiliki sifat generalisasi universal merupakan aksioma. Sedangkan teorem adalah pernyataan turunan logis dari aksioma yang berfungsi sebagai suatu kesimpulan dari argumen deduktif.

Untuk memudahkan ilmuwan memnyampaikan tentang suatu fenomena seringkali mereka menggunakan model untuk mempermudah menyatakan suatu kejadian yang empiris dan kompleks. Model adalah cara mudah yang bertujuan untuk menyederhanakan situasi yang rumit, yang bersifat abstrak. Sama hal nya dengan ketika kita membuat suatu konsep. 

Hanya saja model merupakan abstraksi atau representasi dari fenomena yang terjadi di dunia nyata. Model hanya bisa mendorong terbentuknya hipotesa dan tidak bersifat eksplanatif. Model juga merupakan sarana penemuan untuk menunjukkan hubungan antar konsep atau merumuskan hipotesa.

Kalian harus banget ingat unit analisa dan eksplanasi. Ini super penting dalam penelitian hubungan internasional, sebagai metodologi ya. 


Unit analisa dalam penelitian sangatlah penting. Unit analisa diperlukan untuk mengetahui masalah apa yang harus diteliti dan diamati. Selain itu unit analisa juga sangat diperlukan untuk memperjelas hubungan kausalitas suatu sebab yang menyebabkan suatu kejadian yang sedang kita teliti. Unit analisa juga membantu kita untuk mempertajam ruang lingkup penelitian dengan cara mengeliminasi faktor-faktor yang kita teliti. 

Selain itu ada juga unit eksplanasi. Eksplanasi adalah upaya menjawab pertanyaan “mengapa” terhadap suatu masalah. Selain itu dalam penelitian juga terdapat abstraksi. Asbtraksi sendiri merupakan suatu metode untuk mendapatkan pengertian atau kepastian hukum melalui penyaringan terhadap suatu peristiwa atau suatu gejala.

Sorry banget nih bahasannya serius dan bahasanya kurang enak dibaca, namanya juga resume. Haha. Semangat buat kalian yang lagi berjuang, baik lagi ngerjain tugas atau skripsian. Hug and kisses dari jauh deh. 

Saya lagi nggak punya banyak waktu untuk ngasih keterangan supaya tulisan ini lebih mudah dipahami. Tapi semoga nggak mengurangi manfaatnya. Next time kalau tugas udah kelar saya coba balik lagi kesini untuk edit edit. 

You Might Also Like

2 komentar

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"