POLITIK PEMBANGUNAN TEORI EKONOMI MODERN “KEYNES DAN HARROD-DOMAR”




Pendekatan yang dilakukan Keynes terhadap masalah-masalah ekonomi  dan kebijaksanaan ialah bagaimana ia dapat mengendalikan permintaan negative:  melalui kebijaksanaan fiscal dengan menciptakan deficit dalam keadaan depresi dan melakukan surplus dalam perkembangan ekspansi[1].  Keynes membuat teori bukan membuat teori untuk membuat sesuatu yang baru namun dia mengisi kekosongan yang ada pada teori sebelumnya dan memberikan resolusi-resolusi yang mungkin dapat dilakukan meskipun hasilnya terlihat controversial dan ditetang oleh mazhab klasik. Keynes berpendapat bahwa seharusnya resolusi-resolusi baru dapat diterima dengan baik oleh para kaum intelek. Ahli klasik berpendapat bahwa tabungan-tabungan sudah pasti dibelanjakan oleh mereka yang menanam modal dalam suatu usaha industry atau perusahaan-perusahaan lainnya. Keynes cenderung menentang hal ini. Penabung seringkali merupakan orang yang berbeda dengan penanam modal dan masing-masing memiliki tujuan sendiri.
Persamaan pokok menurut Keynes adalah pendapatan seluruhnya merupakan pengurangan dari jumlah yang dibelanjakan untuk barang-barang untuk konsumen dan jumlah yang dibelanjakan untuk konsumsi. Menurut Keynes dalam bukunya yang berjudul the general theory of employment, unterest and money (1936), perkembangan deflasi dan depresi serta ekspansi dan inflasi pada hakekatnya merupakan permasalahan yang berkisar pada permintaan agregatif. Menurunnya investasi dunia usaha dan investasi pemerintah menyababkan tertekannya permintaan agregatif, hal ini menyebabkan adanya stagnasi ekonomi.  Siklus dalam kegiatan ekonomi terjadi karena  adanya perubahan secara siklis dalam efisiensi marginal modal, hal ini juga dipengaruhi oleh hasrat dan liquiditas dimana hasrat berkonsumsi mempengaruhi osilasi dan amplitude dalam perkembangan ekonomi. Menurut teori Keynes-hansen ada dua rupa modal yang menyangkut gerak menurunnya efisiensi marginal dari modal.
a.       Tingkat efisiensi marginal dari modal bisa menurun pada garis curve tertentu pada suatu schedule tertentu,
b.      Efisiensi dari modal marginal juga dapat berubah karena terjadi pergeseran dari curve itu sendiri.[2]

Setiap tambahan pada investasi dalam tahan ekspansi menyebabkan menurunnya efisiensi marginal pada kurve yang bersangkutan, dan akan berakhir pada tingkat marginalnya sudah begitu rendah hingga mencapai tingkat bunga. Pada saat ini imbalan jasa bagi investasi tidak melebihi tingkat bunga. Gerak menurunnya efisiensi marginal pada suatu schedule tertentu harus dilihat dalam kombinasi dengan bergesernya garis curve yang bersangkutan.[3]
Beberapa sebab yang mendorong adanya gerak efisiensi dari modal:
a.       Perkiraan dan/atau penilaian yangrealistis mengenai kebutuhan akan investasi modal dalam proses pertumbuhan,
b.      Perkiraan-perkiraan spekulatif mengenai imbalan jasa yang diharapkan dimasa depan.[4]
Jika terjadi suatu keraguan atas salah satu sisi maka optimism spekulatif akan berubah menjadi pesimisme. Ada pula teori post Keynesian. Para ilmuwan yang memperdalam teori ini adalah mereka yang mempunyaai semangat optimistis untuk memperluas jangkauan teori Keynes. Pada dasarnya teori Keynes terbatas pada teori analisa jangka pendek. Teori post Keynesian hendak memperluas system in menjadi output dan kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisa fluktuasi jangka pendek untuk mengetahui adanya perkembangan ekonomi jangka panjang.[5]
Harrod domar mengembangkan teori ekonomi yang memiliki focus pada analisa persamaa, jika penduduk bertambah maka pendapatan perkapita kaan berkurang kecuali pendapatan riil ikut bertambah, serta bila ada investasi maka pendapatan riil haruslah ditambah agar tidak terjadi idle capacity. Harrod-domar menitik beratkan pada pernyataan bahwa akumulasi capital itu memiliki peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan juga menaikkan kapasitas produksi dengan cara memperbesar persediaan capital, perbedaannya dengan kaum klasik adalah kaum klasik menitik beratkan pada kapasitas dari akumulasi capital, tetapi menggunakan anggapan adanya cukup perminyaan.[6] Jika pendapatan riil tidak berkembang dan tetap maka akan berakibat pada investasi. Karena investasi merupakan pembentuk modal dan dapat menaikkan kapasitas produksi, maka pembentukan alat capital baru akan memiliki beberapa pengaruh;
a.       Capital yang baru tidak dapat digunaka, karena pendapatan tetap.
b.      Capital baru akan digunakan dengan biaya dari alat  capital yang ada sebelumnya,
c.       Capital baru akan menggantikan tenaga kerja.
Pembentukan capital jika tidak berbarengan dengan kenaikan pendapatan maka akan membuat tidak terpakainya tenaga dan capital, maka diperlukan kenaikan peendapatan untuk menghindari berlebihnya alat-alat capital dan pengangguran tenaga kerja. Maka tujuan pengembangan teori ini adalah untuk mempertahankan tingkat pengerjaan penuh dalam jangka waktu yang lama, yaitu tingkat perkembangan pendapatan yang dibutuhkan untuk memelihara pendapatan pada tingkat pengerjaan penuh.[7]
Harrod menyataka bahwa tabungan samadengan investasi, maka hal ini berarti bahwa tabungan itu diinvestasikan. Melalui persamaan GC = S.
G = tingkat pertumbuhan output atau perbandingan antara naiknya income dan total income pada suatu waktu tertentu,
C = tambahan capital atau perbandingan atara investasi dan kenaikan pendapatan,
S = saving, dinyatakan sebagai bagian dari income.

Maka tabungan bergantung pada tingkat pendapatan dan ivestasi tergantung pada tingkat perkembangan pendapatan.[8] Menurut harrod-domar investasi merupakan pusat persoalan dari tumbuhnya, sebab teori ini akan menaikkan kapasitas produksi dalam perekonomian, selain itu naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan output yeng lebih banyak, hingga akan menimbukan banyaknya pengangguran. Perkembangan konjungtur juga dipandang sebagai penyimpangan dari jalan perkembangan yang mantap dan dibatasi oleh full employment ceiling dan investasi yang autonomous dan konsumsi minimum. Sayangnya factor penting seperti hasrat menabung dan rasio capital-output dalam teori ini dianggap tetap, padahal faktanya factor-faktor tersebut sangat mudah berubah dalam jangka waktu yang panjang sehingga akan merubah syarat yang dibutuhkan untuk dapat mencapai ertumbuhan yang mantap.











[1] Djojohadikusumo, sumitro, perkembangan pemikiran ekonomi, (Jakarta:yayasan obor Indonesia, 1991), hal.299.
[2] Djojohadikusumo, sumitro, perkembangan pemikiran ekonomi (yayasan obor Indonesia, Jakarta: 1991),hal.300.
[3] Djojohadikusumo, sumitro, perkembangan pemikiran ekonomi, (yayasan obor Indonesia, Jakarta: 1991), hal.300-301.

[4] Djojohadikusumo, sumitro, perkembangan pemikiran ekonomi, (yayasan obor Indonesia, Jakarta: 1991).hal.301.

[5] Irawan, ekonomi pembangunan edisi 3, (FE UGM, Yogyakarta:1981),hal.50.
[6] Irawan, ekonomi pembangunan edisi 3, (FE UGM, Yogyakarta:1981),hal.51.
[7] Irawan, ekonomi pembangunan edisi 3, (FE UGM, Yogyakarta:1981),hal.52.
[8] Irawan, ekonomi pembangunan edisi 3, (FE UGM, Yogyakarta:1981),hal.58.

You Might Also Like

0 komentar

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"