BATIK FRAKTAL KARYA ANAK BANGSA


Batik fractal dewasa ini sedang santer diperbincangkan diberbagai altar teknologi keilmuan, pasalnya batik ini dibuat menggunakan gabungan dari science, teknologi, dan seni. generasi muda bandung yang menamakan dirinya Pixel people project telah berhasil menemukan inovasi baru mengenai pengembangan pola pada batik. Diakui nancy sebagai salah satu pendiri bahwa batik ini menggunakan hasil dari teori fractal matematika. Menguti dari kompas Nancy bersama rekannya Yun Hariadi, Muhammad Lukman, dan Dani Ramdaniyang merupakan lulusan matematika dan komunikasi ITB berkata, "Ide ini tercetus secara tidak sengaja. Waktu itu saya meminta teman saya menggambar bunga dengan menggunakan rumus matematika fractal. Setelah jadi, saya pikir kok mirip sekali hasilnya dengan motif batik". Pengembangan ide batik fraktal diteruskan dengan pengembangan software dibantu Kementrian Riset dan Teknologi melalui IGOS Center Bandung bersama Ir. Eko Mursito Budi MT. Pengunaan software pada desain bati akan sangat membantu, dengan software ini kita dapat menghasilkan pola batik yang mirip dengan batik tradisional dengan cepat.
Pada dasarnya fraktal merupakan geometri sederhana yang digandakan berulangkali dan digabungkan satu sama lain dalam skala yang beragam. Fraktal memiliki sifat-sifat self-similarity, self-affinity, self-inverse, dan self-squaring. Batik ini telah dipamerkan pada negara-negara, seperti, Paris, Swedia dan berbagai negara lain. Tentu saja mendapatkan sambutan hangat, bahkan batik ini telah meraih penghargaan dari UNESCO. Namun batik ini masih menjadi kontrofersi, bagi ecinta batik tradisional, batik ini dianggap merusak pola batik yang ada, padahal batik ini ditemukan untuk mempermudah menemukan pola batik agar menjadi lebih beragam. Proses dari pembuatan batik inipun tetap dilakukan dengan proses tradisional, karena program komputer / software hanya membantu dalam hal desain. Batik ini juga ternyata belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Sehingga rasa ingin tahu terhadap batik temuan anak bangsa terlihat minim. Pemerntah juga kurang cekatan dalam membantu proses sosialisasi batik jenis baru ini. Diakui Nancy saat Pixel people project mengadakan riset, pihak dari negara tetangga sudah menelfonnya agar melakukan riset bersama. Bisa saja pixel people project menyetujuinya jika pemerintah benar-benar acuh terhadap temuan ini, dan yang akan terjadi adalah pengklaiman budaya anak bangsa oleh mereka. Bila hal ini terjadi tentu saja bukan merupakan kesalahan dari negara tetangga maupun pixel people project, tetapi kesalahan kita sebagai anak bangsa yang acuh terhadap kebudayaan kita sendiri. APA KITA INGIN BUDAYA DAN SUMBERDAYA KITA TERUS DIKERUK BANGSA LAIN???

gambar untuk batik fraktal:

berikut siitus resmi dari batik fraktal:
www.batikfraktal.com

dikutip dari:
http://tekno.kompas.com/read/2008/08/09/05062775/batik.fractal.teknologi.mewariskan.ruh.batik
http://hening27.wordpress.com/2008/01/11/teori-fractal/
http://satupentas.multiply.com/calendar/item/11037?&show_interstitial=1&u=%2Fcalendar%2Fitem

 

You Might Also Like

2 komentar

semoga bermanfaat
mohon kritik dan saran yang membangun ya :D
"sharing is caring"